Nikah Sunda, Asyik Mangkelang Jajaka Mencari Bini!

Upacara pernikahan adat Sunda merupakan salah satu tradisi budaya yang masih lestari di Jawa Barat. Prosesi ini terdiri dari berbagai rangkaian acara yang sarat akan makna dan simbolisme.
Nikah Sunda, Asyik Mangkelang Jajaka Mencari Bini!

Upacara Pernikahan Adat Sunda: Tradisi yang Masih Tetap Lestari

Upacara pernikahan adat Sunda merupakan salah satu warisan budaya yang masih tetap lestari dan dijalankan hingga saat ini. Tradisi ini memiliki nilai-nilai filosofis yang tinggi dan mencerminkan nilai-nilai luhur masyarakat Sunda. Upacara pernikahan adat Sunda dibagi menjadi beberapa tahapan, yang masing-masing memiliki makna dan simbolisme tersendiri.

Tahapan Upacara Pernikahan Adat Sunda

1. Ngeuyeuk Seureuh

Tahap pertama dalam upacara pernikahan adat Sunda adalah ngeuyeuk seureuh. Tahap ini merupakan tahap perkenalan antara keluarga mempelai pria dan mempelai wanita. Keluarga mempelai pria akan berkunjung ke rumah keluarga mempelai wanita untuk menyampaikan maksud dan tujuannya untuk meminang sang putri.

2. Narosan

Setelah ngeuyeuk seureuh, dilanjutkan dengan tahap narosan. Pada tahap ini, kedua belah keluarga akan melakukan pembicaraan lebih lanjut mengenai rencana pernikahan, termasuk mengenai besar mahar dan tanggal pelaksanaan pernikahan.

3. Neundeun Omong

Tahap selanjutnya adalah neundeun omong. Pada tahap ini, pihak keluarga mempelai pria dan mempelai wanita akan duduk bersama untuk membahas mengenai segala persiapan pernikahan, termasuk mengenai konsep acara, jumlah tamu undangan, dan lain-lain.

4. Saweran

Saweran merupakan tradisi unik dalam upacara pernikahan adat Sunda. Pada tahap ini, kedua mempelai akan disiram dengan uang oleh para tamu undangan. Uang tersebut merupakan simbol harapan dan doa agar kedua mempelai diberikan rezeki yang berlimpah.

5. Panggih Penganten

Panggih penganten merupakan tahap puncak dalam upacara pernikahan adat Sunda. Pada tahap ini, kedua mempelai akan bertemu dan saling berhadapan. Momen ini merupakan simbol persatuan kedua mempelai.

6. Sapta Pesi

Sapta pesi merupakan prosesi dimana mempelai pria memberikan tujuh pertanyaan kepada mempelai wanita. Pertanyaan tersebut berisi tentang kesiapan mempelai wanita menjadi istri dan pendamping hidup.

7. Tukar Cincin

Setelah prosesi sapta pesi, dilanjutkan dengan prosesi tukar cincin. Kedua mempelai akan saling memasangkan cincin sebagai simbol ikatan cinta dan kesetiaan.

8. Ngikis

Ngikis merupakan prosesi dimana kedua mempelai akan saling menyuapi makanan. Prosesi ini merupakan simbol saling menghormati dan bekerja sama dalam membangun rumah tangga.

9. Sodar-sodaran

Sodar-sodaran merupakan prosesi dimana kedua mempelai akan saling bersalaman dengan seluruh tamu undangan. Prosesi ini merupakan simbol bahwa kedua mempelai telah menjadi bagian dari keluarga baru.

10. Hajat Limputan

Hajat liputan merupakan tahap akhir dalam upacara pernikahan adat Sunda. Pada tahap ini, kedua mempelai beserta seluruh tamu undangan akan menikmati hidangan bersama. Hidangan tersebut merupakan simbol kebersamaan dan kebahagiaan.

Makna dan Simbolisme dalam Upacara Pernikahan Adat Sunda

Setiap tahapan dalam upacara pernikahan adat Sunda memiliki makna dan simbolisme tersendiri. Misalnya, tahap ngeuyeuk seureuh merupakan simbol permohonan restu dan izin dari pihak keluarga mempelai wanita. Sementara itu, tahap narosan merupakan simbol pembicaraan serius dan matang antara kedua belah keluarga.

Tradisi saweran pada tahap panggih penganten merupakan simbol harapan dan doa agar kedua mempelai diberikan rezeki yang berlimpah. Sedangkan tradisi tukar cincin pada tahap tukar cincin merupakan simbol ikatan cinta dan kesetiaan antara kedua mempelai.

Upacara Pernikahan Adat Sunda sebagai Warisan Budaya

Upacara pernikahan adat Sunda merupakan warisan budaya yang sangat berharga. Tradisi ini tidak hanya mencerminkan nilai-nilai luhur dan filosofis masyarakat Sunda, tetapi juga menjadi bagian dari identitas budaya bangsa Indonesia. Oleh karena itu, upacara pernikahan adat Sunda perlu terus dilestarikan dan diwariskan kepada generasi-generasi berikutnya.